Archive for Februari 2022
AKSI
NYATA BUDAYA POSITIF
MENEMUKAN
& MENERAPKAN
KEYAKINAN
KELAS
I. Latar Belakang
Setiap
guru mendambakan terbentuknya budaya positif di lingkungan sekolahnya. Dengan
adanya budaya positif, lingkungan sekolah dapat menjadi lingkungan yang
positif, aman, dan nyaman untuk belajar. Murid-murid mampu berpikir, bertindak,
dan mencipta dengan merdeka, mandiri, dan bertanggung jawab. Para murid mampu
bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya karena didasarkan atas
nilai-nilai kebajikan universal yang diyakininya.
Dalam
upaya membentuk budaya positif, hal pertama yang perlu dilakukan ialah
merumuskan keyakinan-keyakinan atau prinsip-prinsip dasar di kelas.
Keyakinan-keyakinan murid digali dan dirumuskan bersama untuk dijalankan
bersama. Suatu keyakinan akan lebih memotivasi seseorang dari dalam
(instrinsik), sehingga lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankannya
dibandingkan sekadar mengikuti serangkaian peraturan. Para murid lebih senang
mendengarkan dan mendalami suatu keyakinan dibandingkan mendengarkan peraturan
yang harus diikuti. Oleh sebab itu, mengupayakan aksi nyata budaya positif
berupa menemukan dan menerapkan keyakinan kelas. Upaya ialah untuk membimbing
murid-murid menemukan sendiri keyakinan mereka dan menerapkannya dalam bentuk
perilaku.
II.
Tujuan
Aksi
nyata budaya positif ini dilaksanakan
dengan tujuan agar:
1. Murid
mampu berkolaborasi untuk menyepakati keyakinan kelas.
2. Murid
dapat mengontrol diri untuk memilih tindakan yang mengacu pada keyakinan kelas.
3. Murid
mampu membangun motivasi dari dalam diri.
III.
Tolok Ukur
Untuk
mengetahui keberhasilan kegiatan aksi nyata ini, perlu dibuat tolok ukur
keberhasilan. Adapun tolok ukur keberhasilan pada aksi nyata ini adalah:
- Murid berperan aktif menemukan keyakinan kelas.
- Tersepakatinya keyakinan kelas.
- Terlihat perubahan keyakinan perilaku murid sesuai
keyakinan kelas.
- Suasana kelas menjadi nyaman, aman dan
menyenangkan.
IV.
Lini
Masa & Pelaksanaan Tindakan
Lini
masa dan pelaksanaan tindakan pada aksi nyata budaya positif yang penulis
lakukan terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Adapun
masing-masing tahapnya dapat diuraikan sebagai berikut.
A.
Perencanaan
Pada
tahap perencanaan, penulis melakukan koordinasi dengan kepala sekolah,
melakukan sosialisasi, dan menentukkan waktu pelaksanaan.
- Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah.
Sebelum
kegiatan dimulai, penulis mengajukan ijin dengan kepala sekolah dan melakukan
koordinasi berkaitan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.
- Mensosialisasikan budaya positif kepada kepala
sekolah dan rekan sejawat.
Kegiatan
sosialisasi budaya positif kepada kepala sekolah dan rekan sejawat dalam upaya
untuk memperoleh dukungan pelaksanaannya. Selain itu, diharapkan juga muncul
saran atau kritik yang mendukung kesuksesan pelaksanaan.
- Menentukkan waktu pelaksanaan.
Waktu
pelaksanaan pembuatan rumusan keyakinan kelas pada awal Januari 2022. Keyakinan
kelas akan didalami dan dievaluasi secara terus menerus berdasarkan
menyesuaikan perkembangan perilaku murid. Hasil dan proses perumusan keyakinan
kelas disampaikan kepada rekan-rekan sejawat sebagai upaya berbagi pengalaman
implementasi budaya positif.
B.
Pelaksanaan
- Melaksanakan Forum Group Discussion (FGD) untuk menentukan keyakinan kelas.
Para murid dibagi menjadi beberapa kelompok. Tiap kelompok menentukan satu
nilai yang akan dijadikan pedoman berperilaku di kelas. Nilai tersebut
dijabarkan dalam bentuk model tabel “T”.
Selanjutnya dipresentasikan di depan kelas untuk mendapat masukan
dan persetujuan kelompok lain.
Selain
menentukan nilai-nilai yang menjadi keyakinan kelas, para murid melakukan
diskusi pleno untuk membahas apa yang ingin didengar, dilihat dan berperilaku.
Hasil diskusi dijadikan kesepakatan dalam bentuk model Tabel “Y” sebagai
pedoman berperilaku di kelas.
- Memajang keyakinan kelas di
dinding kelas. Keyakinan kelas yang telah dirumuskan ditempel di dinding
kelas agar mudah dilihat.
- Melakukan pendalaman nilai-nilai
kebajikan yang telah dijadikan keyakinan kelas. Pendalaman nilai-nilai
kebajikan selalu dilakukan pada saat ada murid yang berperilaku tidak
baik.
C.
Refleksi
- Melaksanakan umpan balik dengan
murid tentang implementasi keyakinan kelas. Implementasi keyakinan kelas
selalu dijadikan bahan untuk mengundang umpan balik murid. Apa yang perlu
ditambahkan dan apa yang perlu diperbaiki dalam konsep keyakinan kelas.
- Meminta umpan balik dari kepala
sekolah dan rekan sejawat. Melalui kegiatan berbagi pengalaman, penulis
meminta umpan balik kepada kepala sekolah dan rekan guru.
- Melaksanakan tindakan perbaikan.
Tindakan perbaikan dilakukan berdasarkan hasil temuan perilaku buruk
murid. Perilaku murid yang tidak baik merupakan dasar untuk mendalami
nilai-nilai atau melakukan perbaikan keyakinan kelas.
V. Dukungan yang diperoleh
Kegiatan aksi nyata budaya positif menemukan
dan menerapkan budaya positif membutuhkan banyak didukungan dari berbagai
pihak. Adapun pihak-pihak yang mendukung kegiatan aksi nyata menemukan dan
menerapkan budaya positif ini adalah sebagai berikut.
1.
Kepala sekolah sebagai penanggung jawab dan
pengambil kebijakan. Kepala sekolah Ibu Purwanti Utari, S.Pd memberikan
dukungan penuh terhadap pelaksanaan kegiatan. Bahkan rekan-rekan sejawat juga
disarankan oleh kepala sekolah untuk ikut menerapkannya di kelas-kelas
masing-masing.
2.
Murid sebagai pusat pembelajaran untuk
menggali nilai-nilai kebajikan universal dan menyepakati sebagai keyakinan
kelas. Murid-murid memberikan dukungan dengan cara aktif dalam proses
merumuskan keyakinan kelas. Mereka juga saling mengingatkan nilai-nilai
kebaikan kepada masing-masing murid.
3.
Rekan sejawat sebagai kolaborator sekaligus
pemantau perkembangan perilaku murid sesuai keyakinan kelas. Terdapat rekan
sejawat yang ikut memantau perkembangan perilaku murid. Selain, itu rekan
sejawat tersebut juga ikut menguatkan pendalaman nilai-nilai keyakinan pada
murid-murid yang kedapatan berperilaku tidak baik. Namun masih terdapat rekan
sejawat yang belum optimal untuk berkolaborasi dalam upaya memantau
perkembangan perilaku murid.
VI.
Kendala
yang Dihadapi
Terdapat
kendala dalam melaksanakan aksi nyata penerapan budaya positif. Ada kendala
yang dihadapi ialah:
- Nilai-nilai
keyakinan kelas dirasa masih terlalu banyak sehingga relatif sulit
diingat.
- Penerapan
nilai-nilai keyakinan kelas belum terpantau secara optimal kepada seluruh
murid.
VII.
Rencana
Tindak Lanjut
Dengan
memperhatikan kendala yang dihadapi maka penulis mencoba untuk membuat rencana
tindak lanjut, yaitu:
1.
Nilai-nilai keyakinan kelas akan dikurangi
dan dibuat pernyataan-pernyataan universal agar mudah diingat.
2.
Nilai-nilai yang sudah menjadi keyakinan
kelas akan dipantau penerapannya dalam kehidupan sehari-hari di sekolah.
Penulis akan meminta bantuan rekan sejawat lebih banyak lagi untuk memantau
penerapan nilai-nilai keyakinan kelas ketika di luar ruang kelas.
VIII. Penutup
Demikian,
laporan kegiatan Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif dibuat sebagai bagian dari
tugas Pendidikan Guru Peggerak Angkatan 4. Penulis menyadari bahwa laporan ini
masih banyak kekurangan, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan. Terima kasih.
DOKUMENTASI